hmm...

nothing...

nothing...
sad story in here....

Friday, April 16, 2010

Temen??!!??!!DULU

Di tatapnya kolom demi kolom teka-teki silang yang baru di kerjakan setengahnya. Sepasang mata dengan raut wajah yang serius memutar bolak-balik otaknya untuk mengisi kolom-kolom yang masih kosong. Seakan otak encer Tio berubah menjadi es batu yang amat keras hingga-hingga para pekerja TKI jadi lemas (apa hubungannya). Ok, berlanjut ke topik utama, udah berjam-jam Tio mantengin terus tu teka-teki silang, matanya sampai bengkak lantaran gak kedip-kedip sejak dua jam lalu (mana mungkin).
*****
Jam dinding menunjukan pukul 14.38 wib,mbak Ai,kakak Tio yang sudah kuliah,pulang dari kuliahnya. “Lagi ngapain,yo,”tanya mbak Ai. “Nggak,lagi ngapain-ngapain,cuman lagi berjelajah ke dunia maya,”ucap Tio ngawur. “Bukannya kamu lagi ngisi tts,khan?”tanya mbak Ai bodoh. “Nggak,kok,cuman lagi ngisi tts,EMANGNYA AKU KELIHATAN LAGI NGAPAIN,HAH,”jawab Tio kesal. “Kok,kamu marah-marah ntar jadi mbah Kolim,lho!yang ada di depan gang rumah kita!”goda mbak Ai. “Enak aja,gini-gini aku gak ada yang naksir,lho!!”aku Tio. “Cieee,ngakunya,udah,ahh,c
apek,mau ke kamar,dulu,”tukas mbak Ai. “Memangnya,aku gak capek,mantengi nih tts,”batin Tio.
*****


Tio pun melanjutkan bumerangnya lagi, tts. Tio memang susah untuk mengisi tts itu, karena Tio enggak dong tentang tts (Nama lengkapnya Gartio Alamih Gumalang, kelas 2smp, SMP Puncak Gunung 1, alamat rumah : Jln. Bayan no.27, masih single, no. hape 081382******, kok malah jadi promosi). Akhirnya dia menyerah, dia memilih untuk berleha-leha merebahkan badan di kamarnya.
*****
Tak lama kemudian, bell rumah Tio berbunyi , tet....tet....tet.... terpaksa Tio yang harus membuka. Ternyata Dion, teman akbrabnya, dan tunggu siapa dia???? “Oh,ya,kenalin ini kakakku,kak Anis,kak ini Tio,”pengenalan Dion yang sama sekali tidak ada respon dari Tio. Tio udah senep selalu ngeliat muka Dion yang harus di cap ‘JELITA’ JErawat LIma juTA. Tio udah sering kasih tahu ke Dion supaya ke perawatan wajah, maklum ortunya kan dompetnya tebel bangetttt.....setebel kasur busa bertumpuk-tumpuk.
*****
Tio pun langsung menjabat tangan Kak Anis sok-sok kayak menteri-menteri kalau ketemu langsung jabat tangan. “Udah,jangan kelamaan ntar ngiler,lo,”tukas Dion.Tio pun sangat bersyukur karena di hadapannya ada bidadari dari dunia kayangan, wahwahwah. “Mbak Anis kebetulan temem kakak kamu,yo!”celoteh Dion. “Ow,kebetulan banget,ya,kakakmu juga nginep sini,yon?”tanya Tio penuh harapan. “Nggak,cuman nganterin,”terang Dion. “Oh,gitu,yaw dah,tas-tas lo masukin dulu dah, Kak Anis,gak mampir,dulu?”ucap Tio untuk memperulur Kak Anis tetap di sini. “Maaf,kakak mau langsung ke rumah temen,”jawab Kak Anis lugu. Kak Anis pun langsung pamit.
*****

“Yon,kakakmu cakep,juga,”puji Tio. “Iyaw,dong!adiknya aja modeling,gitu,”jawab Tio gak mau kalah. “Kamu,mah modelong,ngomong-ngomong kakakmu udah punya gebetan belum,mumpung aku masih single?”tanya Tio sok kepedean. “Ehmm.....sorry,Kak Anis udah punya gebetan,”terang Dion agak gak enak hati. Nyaris tinggal berakting dikit Tio bisa pingsan dengan lulus casting 100%. Tio gak bisa berkata-kata, hanya terpuruk dalam hati yang sakit,huhu....(berlebihan).
*****
Paginya Tio dan Dion pergi ke Taman Kota, buat sekedar ngecengin cewek-cewek Bandung, kan cewek-cewek Bandung cakep + keren. Mereka duduk di taman kayak gembel lagi piknik. ‘Ehh...ehh...itu kan Dea,”kata Dion. “Eh,iyaw tu,nyapa,yow!”ajak Tio. (Tio semangat sekali dalam menjalankan misi ngeceng). Dea melewati mereka tanpa, belum sempat nyapa,eee....Dea udah cipika-cipiki ma cowok.
*****
Mereka hanya dapat berakting ‘bengong-ngiri’. “Wah,kayaknya memang kita di takdirkan untuk melihat kemesraan ini,berjomblo,nasib-nasib,”curhat Tio. “Iya,ntar kita udah basi lantaran udah lama di pajang di estalase toko roti,”celoteh Dion. Tak selang berapa lama, Tio mengajak Dion untuk cabut ke rumah.
*****
Sesampainya di rumah, mereka maen ps2, pake cheat tentunya (memang mereka tak mau lama-lama maen, jadi pake cheat). Dua jam berlalu, mereka mulai kehabisan kegiatan. Setelah berunding mereka besok pagi ingin pergi ke Perpustakaan Kota dan keliling kota Bandung naek sepeda (kalau kuat). Jam weker sudah di atur Tio, 06.00.
*****
Kring.....Kring.....weker menunjukkan pukul 6 pagi. Mereka mandi, makan, dan wessss......secepat kilat.....berangkat. Saat tanjakan mereka sekuat tenaga menggenjot pedal sepeda (sampai-sampai betis mereka setebal beton). “Yo,lewat mana,nih?yang cepet?”tanya Dion. “Lewat sawah,cepet tanpa hambatan kecuali kita di pergoi lagi mencak-mencak tu sawah orang,mau?”jawab Tio terengah-engah. “Iya,deh,dari pada lewat jalan raya,”tukas Dion. Tiga jam mereka capek berkeliling, mereka balik ke rumah. Di rumah yang menjadi inceran mereka adalah Bik Uni, karena mereka haus seperti kripik kentang Leo.
*****
Malemnya......Dion mengaca sekian kalinya untuk melihat wajahnya yang ‘JELITA’. “Udahlah,yon mendingan kamu besok ke perawatan wajah,aku terlalu prihatin sama wajahmu,”ajak Tio. Tak ada jawaban.... ”OKK,besok temenin gue,yaw!!!”akhirnya Dion bersedia untuk menghilangkan keponakan-keponakannya (JELITA). Pembicaran mereka di tutup dengan suara hening dan hanya terdengar samar-samar suara tokek lagi kor tujuh belasan. Mereka terlelap dalam mimpi mereka masing-masing dan pasti di datengin SpongeBob,seperti serial kartunnya.
*****
Dengan tampang ndeso, mereka berdua menunggu di ruang tunggu, menunggu ada seseorang yang memanggil, yaitu dokter. Tak lama kemudian....”No. urut 6,silahkan masuk,”kata perawat. “Tu,masuk sana,dari sini gue doain,”pinta Tio. “Zikir,lo,yang banyak,ya,”gaya Dion memelas. Dion pun melangkah menuju ruang perawatan dengan sesekali melirik ke arah Tio,yang lagi cengengesan. Tiga jam berlalu, Tio menunggu Dion dengan cemas, bagaimana hasilnya apakah jadi mulus atau tambah ‘JELITA’, kata-kata itu yang sejak dari tadi membayanginya.
*****

Pintu ruang perawatan terbuka dan.........wahh.........temen gue jadi kayak beneran artis. “Ya,ampun,yon masih kenal gue,gak?”tanya Tio bercanda. “Masih-masih,lo kan Nino,”gaya Dion sok lupa. “Tega,lo,jelas-jelas Gartio Alamih Gumalang,temen lo,”jawab Tio marah. “Iya-iya,gitu aja,kok sewot,”tegur Dion. Begitu sampai di rumah, coba tebak benda apa yang mau di ambil Dion?yak betul kaca, buat liat wajahnya yang rupawan. “Wahh,yo,gue keliatan lebih keren daripada lo,hahaha,”tukas Dion. “Iya,deh gue ngalah,”jawab Tio. Pasti anak-anak angkatan 2010-2011,senam jantung lantaran melihat wajah Dion yang ‘RUPAWAN’ yang bukan lagi bahan ledekan ‘JELITA’ lagi.
*****

Tak terasa liburan telah usai.......banyak anak-anak yang males brangkat sekolah dan ada juga yang ngebet pingin cepet-cepet masuk sekolah, yaitu Dion, mau pamer wajah barunya. Dion merasa jadi Presiden jalan di karpet merah dan di iringi teriakan kagum. “Wesssstt........... Yon,udah berubah,yaw lho,tambah keren,”pinta Ilham. Masih banyak lagi ucapan yang di terima Dion. Sekarang Tio hanya menjadi kambing congek bagi Dion. Dion terjebak dalam kesombongan dirinya, sedangkan Tio sekarang menjadi bahan ejekan Dion. Apa ini yang di sebut teman ?!?!?! hanya sakit hati tersisa. Pagi harinya Tio memberanikan diri untuk berbicara, “Lo ngangep gue apa, lupa lo 2minggu,lalu?kita masih keliling kota naek sepeda bareng-bareng!!!Lo lupa,gue nganterin lo ke perawatan wajah,HAH,lo lupa???”ucap Tio. Dion hanya terdiam. Tio pergi meninggalkannya. “Yo,tunggu,”tahan Dion. Tio tetap berjalan tanpa menoleh ke arah Dion. Akhir cerita persahabatan yang menyedihkan.
*****

No comments:

Post a Comment